Saturday 7 March 2015



Tempat yang ramai dan padat dikunjungi turis mancanegara, pasti selalu akan ada orang – orang yang berusaha mencari keuntungan dari turis – turis yang bermodalkan sedikit informasi, terutama backpackers. Bangkok merupakan salah satunya, dimana telah ditayangkan di acara Scam City Season 1 Episode 5 di National Geographic.

Nah, ketika saya mengunjungi Bangkok, saya telah membekali diri saya dengan semua informasi scamming dari internet dan buku Claudia Kaunang, terutama di Grand Palace. Saya sendiri mengalaminya sebanyak 3 kali selama 2 hari di Bangkok di 3 tempat yang berbeda.

Scam di Sa Tai Mai (Southern Bus Terminal)
Karena minimnya transportasi umum yang directly menuju Sa Tai Mai, mau gak mau, kita mesti menggunakan Taksi untuk ke sini. Sebenarnya, ada public bus yang berhenti di dekat terminal, tetapi, karena Google Map yang masih menuliskan huruf Thai, saya pun memutuskan menggunakan taksi ke terminal Sa Tai ini.

Scam ini terjadi ketika telah selesai membeli tiket bus menuju Phuket dan sedang mencari taksi menuju Khao San Road. Karena terminal yang sangat besar, saya kehilangan arah untuk mencari taksi. Saya pun menanyakan orang – orang di luar terminal, dan saya pun diarahkan ke parkiran terminal. Kemudian, dia meminta 100 Baht, untuk tumpangan menuju Khao San Road !! Saya langsung terkejut, dan saya langsung menanyakan dimana taksinya. Ternyata, orang tersebut yang mau membawa saya ke Khao San Road dengan motorcycle !!! OMG !!!

Untunglah pas di tempat, ada petugas yang mondar – mandir, dan saya langsung menanyakan arah menuju taksi, dan dia memandu saya ke sana.

Scam di Grand Palace
Kalo scam di sini yang paling parah, dan sudah paling terkenal di Bangkok. Biasanya ada 2 tipe scam di sini. Yang pertama, adalah penjual makanan burung merpati yang akan melemparkan makanannya ke tubuh turis yang lewat atau menawarkan kepada turis untuk membantu melemparkan makanan. Setelah itu, mereka akan meminta bayaran. Nah, ketika saya di Sanam Luang Park (taman besar sebelum menuju Grand Palace), saya melihat banyak ibu – ibu yang memberikan makanan ke burung merpati tersebut, dan saya telah beware dengan scamming model ini, jadi saya tinggal menyebarang ke pinggir jalan lainnya. Passed !

Sialnya, saya malah ketemu scam tipe ke-2. Saya bertemu dengan seorang bapak yang mengaku sebagai dosen di salah satu universitas di Bangkok. Dia mengatakan kalau Grand Palace tutup dan menyarankan saya untuk menuju tempat lain. Dia pun meminjam buku tulis dan pulpen dan menuliskan peta menuju Wat – Wat yang lain dengan harga yang murah. Seketika, saya pun sadar saya telah discam ketika dia memanggil tuk – tuk untuk membawa saya ke tempat tersebut.

Saya langsung mengatakan bahwa saya tetap ngotot ingin ke Grand Palace dan meninggalkannya. Bapak tuch mungkin karena emosi karena di PHP ama saya, dia pun memaki – maki saya dari kejauhan. Saya pun berjalan cepat segera menuju keramaian di gerbang Grand Palace, takut dikejar ama Bapak dan supir tuk – tuk nya.

Scam di MBK
Ini merupakan scam yang umum terjadi, yaitu taxi – scamming, dimana supir taksinya tidak mau menyalakan argo dengan segala alasan. Ne terjadi ketika saya pulang dari MBK, dan menyewa taksi menuju Sa Tai Mai.

Supirnya tidak mau menyalakan argo dengan alasan traffic – jam, dan saya tetap ngotot ingin menyalakan argo. Mungkin karena dia tidak senang, dia langsung ketus : “You search another car, I will stop here.”
Akhirnya, saya dikeluarkan dari taksi itu di pinggir jalan, untunglah ada taksi lain yang lewat, dan supirnya tentu saja mau menyalakan argo taksi tersebut.


So, tetaplah waspada dan percaya diri dengan itinerary yang Anda buat agar dapat terhindar dari scam tersebut. Jangan sampai Anda takut mengunjungi Bangkok hanya karena scam tersebut. Bangkok dan Thailand tetap menjadi favorit saya dibandingkan Malaysia dan Singapore. Happy traveling !!

1 comment :

  1. pas sopir taxi/tuktuk mau ajak ke toko perhiasan, langsung bilang NO!
    aman2 aja sih udah 3x ke bkk, ga perlu khawatir

    ReplyDelete