Friday 16 May 2014

Backpackers

Nah, para pembaca yang telah setia membaca note perjalanan gw, mungkin udah berpikirian gw tuch udah seorang backpackers… Di bagian ini, gw mau jelasin sich apa itu backpackers yang gw ambil rangkumannya dari berbagai sumber.

cool2

Dari kata backpacker aja, kita udah tau kata dasarnya adalah backpack yang artinya “ransel".” Buat yg ga tau apa tuch ransel, ne gw kasi lihat fotonya :

Backpack

Semua pasti berpikiran, kalo semua turis yang membawa ransel tuch adalah backpackers. 50% benar, 50% salah, karena belum tentu turis  yang membawa ransel itu adalah backpackers karena belum menerapkan “prinsip” backpackers.

Jadi apa tuch sich backpackers ?

belajar

Dari definisi Om Wikipedia berbahasa Inggris : “Backpacking is a term that has historically been used to denote a form of low-cost, independent international travel.” Lalu, dari definis Mbak Wikipedia berbahasa Indonesia : “Wisata beransel atau perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa berang – barang yang memberatkan atau membawa koper. Adapun barang bawaan hanya berupa tas yang digendong, pakaian secukupnya, dan perlengkapan lain yang dianggap perlu.”

011_¦L¿Ñ

Masih bingung ? Gini z, intinya, seorang backpackers itu adalah traveler yang menerapkan “prinsip” (seperti gw jelasin di atas) backpackers, yaitu “SMART TRAVELER.” Lalu apa aja “prinsip – prinsip dari SMART TRAVELER” ? Ada 5 prinsip yang perlu diterapkan :

020_bingo 

 

Smart Budgeting

Ini merupakan prinsip paling “WAJIB” bagi seorang backpackers. Dari definisi Wiki udah jelas, yaitu menerapkan low-cost. Tetapi, bukan berarti low-cost = tidak menarik. Dan bukan berarti juga kita harus pelit, termasuk dalam membeli hadiah buat teman dan keluarga.

Dari contoh perjalanan gw 11 hari ke Thailand – Malaysia – Singapore, gw menyiapkan budget sebagai berikut :

  • Rp 1 juta untuk tiket PP pesawat terbang
  • Rp 1,5 juta untuk akomodasi di Singapore
  • Rp 1,3 juta untuk akomodasi di Malaysia
  • Rp 1,2 juta untuk akomodasi di Thailand
  • Rp 1 juta untuk biaya hadiah untuk teman dan keluarga

Nah, dengan berpegang prinsip Smart Budgeting ne, gw berhasil menerapkannya dengan kelonggaran 100 ribu rupiah z (hehehe)… Ada longgar dikit ya, soalnya susah menahan godaan makanan di Thailand.

 

Smart Adapting

Prinsip ini lebih mengutamakan ke sisi “MENTAL” dari seorang backpackers, karena INGAT kalau backpackers berarti Anda harus MANDIRI dalam menghadapi segala kemungkinan perubahan itinerary akibat cuaca atau kejadian yang tidak diprediksikan terjadi.

Gw menghadapi pengalaman tidak menyenang yang sangat menguji mental gw dan hampir membuat gw menyerah dalam perjalanan 11 hari gw ke Thailand – Malaysia – Singapore :

  • Kejadian pertama ne sudah gw pelajari sebelumnya, yaitu scamming di Grand Palace, Bangkok. Tetapi, tetap saja ketika mengalaminya, dan diteriakit “stupid!” sangat membuat gw berpikir : “Perjalanan ini tidak menyenangkan !” . Namun, sepulang ke Medan, pas gw menuliskan cerita tersebut di note blog ne, gw merasa tuch merupakan experience yang mungkin tidak bisa gw dapatkan kalo gw ikut tour.
  • Kejadian kedua, ketika menaiki bus Bangkok – Phuket selama 14 jam. Gw ga menyangkan gw bisa insomnia selama perjalanan tersebut, dan membuat merasa sangat lelah setelah tiba di Phuket.
  • Kejadian ketiga, ketika tiba di guesthouse Phuket, kita tidak bisa check – in terlebih dahulu, dan membuat gw tidak bisa beristirahat akibat insomia sebelumnya.

Namun, seketika gw tiba di Patong Beach, panorama pantai Phuket membuat gw melupakan “Perjalanan ini tidak menyenangkan” dari kepala gw. Dan membuat gw lebih pengen penasaran akan bagaimana pantai di Krabi keesokan harinya.

So, Smart Adapting ini hanya bisa dipelajari melalui “learning by doing.”

Smart Socializing

Skill ini memang kurang penting sich, tetapi kalau Anda benar – benar menerapkannya, maka perjalanan Anda akan terasa lebih menarik dan lebih menyenangkan.

Contohnya, ketika gw di Tiger Cave Temple, Krabi. Kita harus menaiki 1237 anak tangga yang sangat menyiksa ini. Nah, ketika kita telah mencapai anak tangga 300an, kita beristirahat sebentar dan bertemu dengan pasangan muda Eropa, David (Spain) dan Paula (Portugal). Sambil mengobrol – ngobrol, kita melanjutkan perjalanan bersama – sama sambil bercanda dan mengambil foto bersama.

Tiger Cave Temple, Krabi

Yeah, the traveling would be more fun with having new friends !!

Smart Trip Planning

Ne sangat “WAJIB” juga ya, untuk mengurangi biaya transportasi seperti taksi, ataupun biaya tak terduga lainnya akibat taksi. Dalam skill ini, kita wajib menyusun itinerary sedetil mungkin, seperti mencari informasi nomor bus menuju tempat ini, dari tempat ini mau ke tempat ini caranya gimana, dan sebagainya lah.

Bagi gw, ne sangat sulit, karena kita wajib browsing dari beberapa sumber, dan menyatukannya, seperti ketika menyusun skripsi ! (oh tidak !)

003_¬n

Biar ga jenuh, alangkah baiknya, kita mulai menyusun itinerary 3 – 6 bulan sebelum tanggal keberangkatan kita. Karena kalau kita ngebut membuat itinerary, maka akan muncul pikiran jenuh dan asal – asal sajak. Gw yang udah membuat itinerary sedetil mungkin pun masih bisa miss sehingga mesti naik taksi 2 kali di Phuket.

Smart Documenting

Kalau hal ini, semua traveler pasti punya skill ini. Apalagi sekarang selfie sedang berjamuran dimana – mana. Kan mantap, kalau kita bisa selfie di landmark – landmark yang masih belum diketahui banyak orang.

Kalau gw sich, gw hanya bersenjatakan Samsung Galaxy Note 3 karena kameranya bagus dan mudah dibawa.

 

So, that’s all about backpackers. Jangan membaca aja ya guys !! Segera bawa ransel Anda dan berpergianlah sekarang untuk merasakan experience sebagai backpackers.

It is more fun learning by doing it !!!

traveller

1 comment :

  1. bantu komeng dong om http://th3otherme.blogspot.com/2014/08/my-dream-comes-true-with-airasia.html
    ane ikutan kontes air asia

    ReplyDelete