Hari 6 : Penang, World Heritage City (8 Juni 2013)

 
Mulai hari ne gw harus bangun pagi lebih cepat 1 jam !! (Karena waktu lokal di Malaysia dan Singapore adalah +1 jam dari Thailand). Hari masih gelap ketika jam masih menunjukkan jam 06.00 pagi.

So, jam 07.30 pagi kita telah menunggu di halte bis Rapid Penang menuju Komtar. Dari Komtar, kita membeli tiket bus menuju Kuala Lumpur untuk keberangkatan besok pagi dan menunggu bus Rapid Penang menuju Ke Lok Si Temple…

Oya, tips utama dari gw untuk bis Rapid Penang adalah selalu membawa uang recehan !! Karena tidak ada pengembalian uang dari supir bis Rapid Penang ini !!! Repot ya kalo mau jalan – jalan kere !!!
 

Ke Lok Si Temple

Ke Lok Si Temple merupakan kuil luas yang terdiri dari pagoda, patung Dewi Kwam Im yang sangat besar, dan kuil – kuil pemujaan untuk dewa lain.
Bus akan berhenti di depan sebuah pasar. Untuk ke Ke Lok Si, dengan kaki yang sudah bengkak dan pegal, kita mesti lagi menaiki jalan tanjakan di dalam pasar untuk mencapai Ke Lok Si Temple…(wiiihhh, capek kali)
 
Tiba di Temple, Anda bisa memasuki Pagoda dengan membayar entrance fee, atau Anda bisa menaiki lift untuk menuju Patung Dewi Kwam Im. Kuil ini sangat indah, dan bagi pecinta fotografi, banyak foto yang bisa diambil dari kuil ini. Ne beberapa hasil jepretan gw :

  

Setelah puas mengambil foto, kita kembali turun menuruni pasar dan mencari tempat makan siang untuk mengisi energi yang sudah terkuras habis karena cuaca yang sangat panas… Ne menu makan siang gw :

Rasanya ????
 
ASAMMMM !!! Gw pikir laksa ini ga seasam Tom Yam di Thailand, ternyata sama saja !!! Jadi rindu makanan Indonesia di hari ke-6 ne !!

 

Bukit Bendera (Penang Hill)

Selesai makan siang yang masih membuat gw tetap lapar, kita kembali ke halte bis Rapid Penang dan menumpang bus Rapid Penang menuju Bukit Bendera (Penang Hill). Kita berhenti di depan stasiun tram, dan kita harus menaiki tram agar dapat menuju Bukit Bendera. Antriannya sangat panjang ! Dan dibutuhkan waktu 45 menit, dari antrian, hingga menaiki tram sampai ke Bukit Bendera. Wew !
 
But, the long queue is paid off after I get great photo with great view !!! Ne dech beberapa fotonya :

Kita membeli air minum di restorannya, dan berjalan – jalan mengikuti trail. Setelah 30 menit berjalan mengikuti jungle trail nya, kita menemukan sebuah taman yang disebut dengan monkey cup. Taman ini berisikan tentang tanaman – tanaman pemakan serangga. Harga tiket masuknya sudah termasuk seorang guide yang akan menjelaskan tentang tanaman – tanaman yang ada di sana. Ne beberapa jepretan foto tanamannya :

  

Sebenarnya gw rada bingung juga sich dengan penjelasannya, soalnya gw mank ga ngerti ama botani (hehehe). Malu dech, malah berusaha sok – sok jawab : “Yeah ! Oh ! I understand now !” Padahal gak ada yg w ngerti, hehe… Cuma sibuk ambil foto z.
 
Karena telah jam 5 sore, kita kembali ke bawah stasiun dengan tram lagi.

Gurney Drive

Perut yang sudah terasa lapar, teman gw menyarankan kita untuk makan malam di Gurney Drive Hawker Center. Foodcourt yang sudah terkenal ama turis Indonesia. Karena gw Hokkien Medan, tempat ini terkenal dengan sebutan : “Hua Na Kat.”
Untuk menuju ke sana, dari Bukit Bendera, kita menumpang bis Rapid Penang kembali ke Komtar. Dari Komtar kita shuttle bus Rapid Penang yang menuju Gurney Plaza, salah satu mall terbesar di Penang, selain Queensbay Mall.
Seperti inilah suasana Gurney Plaza.

Dari mall Gurney, jalan lurus aja, hingga keluar dari exit belakang, menyeberang jalan. Anda akan nampak sebuah foodcourt luas (hawker center) yang sangat ramai. Ne suasananya dan menu makan malam gw :

 

KENNYAANGGG !! Gw memilih Patambur sebagai menu makan malam gw. Porsinya sangat besar, puas !!!
Selesai makan malam, gw mengambil beberapa suasana laut di Penang malam harinya. Ne jepretannya :

Anginnya benar – benar membuat gw pengen berlama – lama di sini. Karena gw ada jadwal belanja di mall Gurney, terpaksa gw meninggalkan tempat ini, dan memulai belanja di mall Gurney hingga jam 21.00

Jam 21.00 kita kembali ke Tikus Plaza (penginapan kami) dengan berjalan kaki menyusuri lorong – lorong yang gelap selama 30 menit. Tentu saja dengan bantuan Google Map.

To be continued !!!